Jumat, 18 Oktober 2013

QUILLING PAPERS



A. LATAR BELAKANG
            Dewasa ini sering kita melihat para kalangan remaja, ibu rumah  tangga, dan anak-anak yang kurang memperhatikan sesuatu yang kecil menjadi luar biasa, seperti halnya mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang mempunyai nilai. Disamping itu juga kita banyak melihat kurangnya ketertarikan seni dalam berkarya.
            Hal ini membuat kami terinspirasi untuk membuktikan kepada dunia bahwa seni itu indah, dan menghasilkan sesuatu yang berharga,seperti Quilling paper, menyulam, merajut dan lain-lain.  Disisi lain mendaur ulang barang bekas bukan suatu yang susah hanya saja membutuhkan ketelitian, ketekunan, kesabaran dan keterampilan yang cukup.
               Maka, kami ingin memberikan sedikit catatan kecil dalam pembuatan kerajinan tangan “ Quilling paper” yang berbahan dasar kertas.
B. PENGERTIAN
             Quilling dalam kamus bahasa inggris yang artinya Pena karena pada pembuatan kerajinan ini kita menggunakan alat penggulung yang berbentuk seperti pena. Quilling yang berbahan dasar kertas ini, dapat kita apresiasikan dalam bentuk yang bermacam-macam sesuai bentuk yang kita inginkan, seperti bentuk hewan, frame, kartu ucapan, undangan, bookmark, dan lain sebagainya.
            Sedang Alat-alat yang dibutuhkan juga mudah kita temukan, seperti, lem putih (fox,UHU), cutter, gunting, mistar bundar, penggaris, pensil, dan pengghapus.
C. VISI / MISI
· Peningkatan rasa ketertarikan terhadap seni
· Melatih keterampilan, kreatifitas dan ketelitian
·     Menguji kesabaran dan ketekunan
·     Mengisi kekosongan
·    Melatih menjadi pengusaha kecil
D.PENUTUP
            Mungkin ini sekiranya yang bisa kami sampaikan diatas, atas kekurangannya kami ucapkan ribuan maaf, dan semoga para generasi muda dapat menikmati indahnya seni.
Semoga bermanfaat.

           

Kamis, 17 Oktober 2013

Pentingnya Kejujuran



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang memuaskan dari setiap usaha yang mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami kegagalan dalam segala hal, usaha dhahir perlu dilakukan, usaha bathin juga perlu dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia hanya bisa berusaha, Allah SWT yang akan menentukan hasilnya.
Pentingnya moral atau akhlaq dalam kehidupan diberbagai aspek sangat diperhitungkan. Dalam dunia bisnis, dalam akhlaq merupakan faktor utama bagi kesuksesan seseorang dalam mempertahankan usahanya. Begitu juga dalam hal kepemmpinan sesorang,menjaga kredibilitas dan kepercayaan akhlaq pribadi akan menjadi sorotan bagi banyak orang.
Namun tidak jarang kita jumpai di liku kehidupan ini kemrosotan moral dan akhlaq. Mulai dari pelajar hingga para pejabat negara,salah satunya adalah perilaku tidak jujur. Mereka tidak jujur dalam berbuat ataupun berucap sehingga melanggar nilai-nilai agama yang seharusnya dijunjung tinggi dimanapun dan kapanpun. Al Qur’an dan Assunah sendiri banyak yang menyinggung masaah demikian.
1.2  Rumusan Masalah
Pada makalah ini pembahasan akan difokuskan kepada beberapa materi. Meskipun tidak jarang telinga kita sudah tidak asing mendengar kata jujur namun terkadang pemahaman kita tentang kejujuran masih pelu dipertanyakan.
Disini kita akan membahas mengenai definisi kemudian setelah mengetahui apa itu pengertian jujur kita akan membahas mengenai dalil-dalil yang menunjukkan perintah untuk jujur,baik itu dalam Al Qur’an maupun Hadist. Untuk mengetahui secara mendalam tentang kejujuran maka pembahasan disini juga fokus tentang macam dan keutamaan kejujuran dan kemudian aplikasi kejujuran dalam kehidupan beserta dampak negatif dari orang yang tidak jujur. Karena di masyarakat baik itu dalam lingkup pemerintahan,pendidikan maupun aspek yang lain tidak sedikit kita jumpai minimnya sifat kejujuran yang tertanam dalam tiap diri seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kejujuran.
Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harfiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapaat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.[1]
Menurut Al-Imam ar-Roghib al-Ashfahani rohimaullah dalam falsafah akhlaq, “Jujur adalah kesesuaian ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang akan dikabarkan secara bersamaan. Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukan sebuah kejujuran.”sedangkan menurut Al-Imam al-Jurjani rohimahullah, “Jujur adalah kesesuaian hukum terhadap kenyataan, ini adalah lawan dari berdusta”.
Dengan melihat pengertian diatas maka jujur merupakan sifat mulia yang menunjukkan kesesuaian antara kebenaran dengan apa yang diucapkan atau dilakukan oleh seseorang.
2.2 Dalil tentang kejujuran
Dalam Al Qur’an maupun Hadist banyak disebutkan ayat yang membicarakan mengenai kejujuran dan disini hanya beberapa yang dapat mewakili diantara sekian ayat yang membicarakan kejujuran.diantaranya adalah :
1.      Surat Al-Anfal ayat 58
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, Maka kembalikanlah Perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
2.      Surat An-Nahl ayat 105 
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta.
3.       Surat At-Taubah ayat 119
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur (benar).

Dalil Hadits
Dalam Hadist Nabi Juga dimuat (dijelaskan) tentang kejujuran, antara lain adalah
a.    حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِى وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا ، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ ، حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا »(رواه البخاري)
Terjemahnya:
“Usman bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan pula kepada kami dari Mansur, dari Abi Wail, dari Abdullah, dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: “Sungguh, kejujuran itu menunjukkan jalan kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga. Seseorang dapat dinilai jujur bila ia (benar-benar) mengimplementasikan nilai kejujuran tersebut. Sebaliknya, kebohongan itu menunjukkan jalan kesesatan dan kesesatan itu mengantarkan ke neraka. Karenanya, seseorang yang seringkali berbohong, hingga ia dicatat di sisi Allah swt. sebagai pembohong.”[2]

b.   حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الْعَبْدُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا »(رواه الترميذى)
وقال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح
Terjemahnya:
“Hannad menceritakan kepada kami, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, dari al-A’masy, dari Syaqiq bin Salamah, dari Abdullah bin Mas’ud, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Pegang teguh kejujuran! Kejujuran itu menunjukkan jalan kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga. Seseorang dapat dinilai jujur bila ia (benar-benar) mengimplementasikan nilai kejujuran tersebut. Waspadalah kalian terhadap kebohongan! Sungguh, kebohongan itu menunjukkan jalan kesesatan dan kesesatan itu mengantarkan ke neraka. Karenanya, seseorang yang seringkali berbohong serta melakukan tindak kebohongan, hingga ia dicatat di sisi Allah swt. sebagai pembohong.”[3]
c.       حدثني محمد بن سلام حدثنا إسماعيل بن جعفر أبى سهيل نافع بن مالك بن أبى عامر عن أبيه عن أبى هريرة أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- (آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب وإذا وعد اخلف وإذااؤتمن خان.(متفق عليه)
Terjemahnya:
Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga: apabila ia berbicara ia berdusta,apabila ia berjanji ia menyalahi dan apabila ia diberi amanat ia khianat.[4]
2.3 Macam -macam  Kejujuran
Ada beberapa bentuk atau macam kejujuran yang harus senantiasa dilakukan oleh seorang, baik muslim atau bukan. Jujur adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Apalagi dalam kontek Indonesia. Penting bagi Indonesia karena Negara ini banyak terjadi korupsi dalam berbagai lini dan tingkatan. Baik yang individu maupun kolektif.
Adapun bentuk, macam, dan aneka pegelompokan kejujuran. Menurut Yunahar Ilyas dalam bukunya kuliah akhlaq laffazh shiddiq dipergunakan dalam 5 makna yaitu sebagai berikut:[5]
1.      Jujur niat dan kemauan (shidqu anniyah wa al azm)
Adalah melakukan segala sesuatu dilandasi motivasi yang hanya mengharap ridho Allah SWT. Nilai perbuatan di hadapan Allah dinilai dari apa yang diniatkanya. Dalam hadist yang sangat terkenal kita dapati kutipan arti bahwasanya segala sesuatu itu tergantung kepada apa yang diniatkanya.
Selain niat tersebut diatas bahwa sebelum orang mukmin bertindak harus menimbang-nimbang dan serta menilai apakah sesuatu yang akan dilakukana itu akan mendatangkan manfaat atau sebaliknya. Apabila ia sudah yakin dan mantab akan kemanfaatan dan kebenaran yang akan dilakukan maka tanpa ragu-ragu ia akan melakukan. Kadang sesuatu yang benar itu belum tentu bermanfaat dalam masyarakat,demikaian juga sesuatu yang bermanfaat juga belum tentu benar. Oleh karena itu pertimbangan antara kebenaran dan kemanfaatan atas pertimbangan harus dikedepankan.[6]
2.      Jujur dalam perkataan (shidqu allisan)
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejujuran yang paling populer di dalam asyarakat. Orang yang berkata jujur akan mudah dipercaya oleh orang lain. Sehingga orang lainpun merasa tenang ketika bersmanya.  Dan sebaliknya orang yang berdusta akan secara otomatis dijauhi dan dimusuhi oleh mnsyarakat. Jujur dalam perkataan ibarat teko yang berisi. Jika isi teko itu kopi maka yang keluar juga kopi,dan jika teko itu berisi susu maka yang keluar juga susu. Begitu juga dengan manusia,denagn perkataan orang akan bisa menilai hati orang lain.
3.      Jujur janji (shiddiq al wa’ad)
Seorang muslim yang jujur akan senantiasa menepati janji-janjinya kepada siapapun, meskipun hanya terhadap anak kecil.
Sementara itu, Allah memberi pujian orang-orang yang jujur dalam berjanji. Dia memuji Nabi Ismail a.s. yang menepati janji-nya sebagai berikut:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولاً نَّبِيًّا

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ismail di dalam al-Qur 'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi” (Qs. Maryam[19]:54)
‘Azam (keputusan hati) untuk melakukan sesuatu kebaikan dinilai sebagai janji,menepatinya disebut wafa’(menepati janji) dan memungkirinya disebut kadzib (bohong).[7]
4.  Jujur dalam bermu'amalah (shidq al-mu 'amalah)
Jujur dalam niat,lisan dan jujur dalam berjanji tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan jujur ketika berinteraksi atau bermu'amalah dengan orang lain. Seorang muslim tidak pernah menipu, memalsu, dan berkhianat sekalipun terhadap non muslim. Ketika ia menjual tidak akan me-ngurangj takaran dan timbangan. Pada saat membeli tidak akan memperberat timbangan dan menambah takaran.
Orang yang jujur dalam bermu'amalah juga senantiasa bersikap santun, tidak sombong dan tidak pamer (riya). Jika orang tersebut melakukan atau meninggalkan sesuatu, semuanya da¬lam koridor Allah swt. Ia tidak tamak dan serakah dalam bermu'amalah.[8]
Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam bermu'amalah maka dia akan menjadi kepercayaan masya¬rakat. Semua orang akan merasa nyaman dan aman berinteraksi dan bermu'amalah dengannya.
5. Jujur dalam berpenampilan sesuai kenyataan (shidq al-hal)
Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai kenyataan yang sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju palsu, tidak mengada ada dan menampilkan diri secara bersahaja.
2.4  Keutamaan kejujuran
Akhlaq atau Moral (jujur) merupakan faktor utama bagi kesuksesan seseorang atau perusahaan yang bertahan lama. Kalau anda membaca buku-buku biografi tokoh-tokoh besar dunia anda akan mendapati bahwa mereka mempunyai karakter yang kuat dan bertingkah laku yang baik. Demikian juga dengan perusahaan yan dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun mereka menganut perilaku inti yang dijadikan moral penggerak perilaku organisasi.
Kesuksesan yang diraih seseorang di dunia tidak akan lepas dari perilakunya setiap hari secara individu maupun perilaku sosial. Perilaku jujur tidak hanya akan mendatangkan kebaikan didunia saja,tapi kebaikan yang lebih besar akan di tuai ketika nanti di akhirat.
kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantar kepada syurga. Secara implisit Rasulallah SAW memerintahkan umatnya untuk berkata dan berbuat jujur,karena kejujuran akan mendatangkan kebaikan.
Sifat jujur merupakan tanda sempurnanya keislaman, timbangan keimanan, dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Karena itu orang yang jujur akan mendapat tempat yang tinggi didunia maupun di akhirat. Dengan kejujuran seseorang akan mencapai derajad orang-orang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Tidaklah kita dapati orang yang jujur melainkan orang lain akan senang denganya,memujinya. Baik kawan maupun lawan merasa tenteram denganya. Orang yang jujur diberi amanah berupa harta, hak-hak, dan juga rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan ataupun kekeliruan. Maka kejujuranya dengan ijin Allah akan menolongnya.
2.5  Akibat orang yang tidak jujur
Lawan dari jujur adalah dusta . dusta termasuk dosa-dosa yang amat buruk dan aib yang keji. Bentuk bentuk ketidak jujuran di ketegorikan menjadi bebrapa sifak khusus yaitu : khianat, mengingkari janji, kesaksian palsu, fitnah dan menggunjing. Sifat yang demikian ini senantiasa harus dihindari bagi tiap-tiap orang muslim. Karena sifat-sifat semacam ini akan mendatangkan keburukan baik itu keburukan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Orang lain yang bersama orang yang memiliki sifat semacam ini tidak akan percaya dan akan dijauhi dalam bersosial di masyarakat.
 Orang yang berperilaku demikian tidak hanya akan merasakan keburukan di dunia tapi balasan keburukan juga akan dirasakan di akherat. Oleh karena itu pendidikan untuk menjauhi segala macam keburukan tersebut harus dimulai sejak dini terutama dalam lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2.6  Pentingnya arti kejujuran
ketika kita merenungkan arti kejujuran, kita merasakan kejujuran memang merupakan kebijakan yang terbaik. Pernahkah anda berfikir pentingnya arti kejujuran dalam hidup? Berikut ini manfaat dari kehidupan baik untuk anda maupun reputasi yang terbentuk terhadap anda:
·         Merupakan kunci kepercayaan
Kejujuran adalah kunci untuk percaya. Ketika anda melakukan sesuatu dengan kejujuran. Anda memberikan hati dan jiwa anda untuk itu. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas pekerjaan yang anda lakukan, tetapi juga meningkatkan ikatan dengan orang-orang disekitar anda. Hal inipun akan dirasakan oleh oranglain yang mengenali anda; melihat kejujuran anda dan mulai mempercayai anda. Secara bertahap dan seiring proses, mereka akan mempercayai yang anda katakan atau lakukan adalah benar, tulus, dan jujur.


·         Menciptakan image yang baik
Saat anda mulai mendapat kepercayaan dari orang lain, anda mulai medapat kesempatan untuk menciptakan image yang baik tentang diri anda. Memilih untuk berpegang pada kejujuran ini dapat membantu terutama ditempat kerja anda. Jika anda adalah orang yang jujur anda pasti dapat keberhasilan atapun kegagalan dengan cara yang benar. Ini pasti memberikan kesan yang baik pada orang disekitar anda.
·         Membentuk karakter
Reputasi bisa dibuat dalam sekejap tapi karakter dibangun dalam seumur hidup.setiap kejadian dari hidup anda dan setiap proses dalam hidup, anda membangun karakter anda. Jika anda menambah lapisan kejujuran untuk itu orang akan menganggap anda sebagai orang yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Karenakejujuran adalah yang terbaik dari semua kebajikan.
·         Membuat orang lebih menghargai anda
Seperti yang disebutkan sebelumnya kejujuran membawa kepercayaan dan meningkatkan karakter moral anda, akibatnya, orang akan menghargai sikap anda ini. Dengan kata lain, kejujuran memungkinkan anda untuk mendapat rasa hormat yang banyak dari orang diluar sana dan juga menghargai anda dengan karakter dan sikap yang anda punya.
·         Membuat anda lebih bertanggung jawab
Ketika anda mengadopsi kejujuran sebagai kebijakan anda, anda cenderung untuk menimbang kata- kata dan tindakan anda sebelum anda mengatakan atau melakukan suatu perbuatan. Sebagai hasilnya, anda akan menjadi orang yang bertanggung jawab yang peduli akan reputasi dan nilai-nilai dalam hidup.
·         Membuat tidur lebih nyenyak
Terakhir tp pasti tidak semua orang mengalami hal ini: kejujuran memberikan anda tidur lebih nyenyak. Ketidakjujuran akan menimbulkan rasa bersalah yang menghantui sepanjang hidupanda dan ada banyak orang yang terlibat dalam kebohongan putih tp memiliki kesadaran dan rasa bersalah yang memungkinkan pikiran mereka terus menerus memikirkan hal tersebut. Dalam hal ini kejujuran tampaknya menjadi pilihan terbaik karena tidak hanya memberikan anda hati nurani yang besih tetapi juga memberikan hidup yang bebas dari stres, tanpa ada kekhawatiran.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Jujur merupakan sifat mulia yang menunjukkan kesesuaian antara kebenaran dengan apa yang diucapkan atau dilakukan oleh seseorang.
2.      Banyak di jumpai dalil dari Al Qur’an maupun Al Hadits yang membicarakan masalah kejujuran.
3.      Macam-macam jujur (shiddiq) seperti yang di ungkap diatas ada 5 makna:
·         Jujur dalam perkataan
·         Jujur dalam niat dan kemauan
·         Jujur dalam bermuamalah(pergaulan)
·         Jujur dalam berjanji
·         Jujur dalam kenyataan
Namun terdapat satu tambahan menurut sa’id hawwa yaitu jujur dalam menempuh tangga- tangga agama.
4.      Orang yang berperilaku jujur akan senantiasa mendapat kepercayaan dari orang lain. Orang lain akan merasa tenteram dan nyaman bersama orang yang berperilaku jujur.
5.      Sedangkan orang yang berperilaku terbalik dari jujur akan senantiasa di jauhi oleh orang lain. orang lain akan senantiasa merasa was-was bersamanya.
6.      Orang mukmin harus senantiasa menjadikan jujjur sabagai pakaian dimanapun dan kapanpun ia berada.
7.      Pentingnya arti kejujuran
o   Merupakan kunci kepercayaan
o   Menciptakan image yang baik
o   Membentuk karakter
o   Membuat orang lebih menghargai anda
o   Membuat anda lebih bertanggung jawab
o   Membuat tidur lebih nyenyak

DAFTAR PUSTAKA
1.      Alqur’an Al-Kariim
2.      A’la, Abd. 2006. Induk-Induk Akhlaq Terpuji. Yogyakarta :PT. Lukis pelangi aksara
3.       Ilyas, yunahar. 2001. Kuliyah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam (LPII)
5.      Kuraedah, Siti, 2008, Hadist Tarbawy, Kendari



[1] A’la, Abd. 2006. Induk-Induk Akhlaq Terpuji. Hal : 18
[2] . صحيح البخاري, كتاب الأدب، صفحة:727
[3] سنن الترميذى، كتاب البر و الصلة صفحة:366-367
[4] صحيح البخاري, كتاب الأدب، صفحة:727
[5] Ilyas, yunahar. 2001. Kuliyah Akhlaq. Hal. 82
[7] Ilyas, yunahar. 2001. Kuliyah Akhlaq. Hal. 84

[8] Ibid . hal 83